Selasa, 08 November 2016

Peran Perpustakaan dalam Pendidikan dan Sosial, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Perpustakaan sebagai Pusat Belajar



A.   Peran Perpustakaan dalam Pendidikan dan Sosial
Perpustakaan adalah suatu ruangan  yang digunakan untuk menyimpan koleksi bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun non-buku yang disusun secara sistematis sebagai penunjang setiap program pendidikan, pengajaran dan penelitian pada setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan dan sudah dilengkapi dengan fasilitas guna mempermudah pencapaian tujuan.
Perpustakaan merupakan salah satu pranata social yang diciptakan oleh masyarakat dan dipelihara oleh masyarakat. Sejak zaman dulu, perpustakaan selalu identik dengan tujuan masyarakat. Hal tersebut terjadi karena perpustakaan merupakan hasil ciptaan masyarakat. Misalnya pada 600 SM, Raja Assurbanipal mendirikan perpustakaan besar di kota Niniveh dengan tujuan untuk menyimpan hasil seni dan pengetahuan masyarakat Babylonia serta bertugas untuk menyebarkannya kepada masyarakat. Pada abad menengah, gereja mendirikan perpustakaan gereja dan biara yang berfungsi menyimpan karya gereja dan menyebarkannya kepada masyarakat.
Kemudian pada akhir abad 19 dan awal abad 20an, pemerintah Amerika Utara dan eropa Barat mendirikan perpustakaan umum untuk tujuan penyebarluasan pendidikan bagi semua golongan dan pranata sosial masyarakat. Perpustakaan merupakan pranata yang dapat menemukan kembali informasi yang permanent serta luas ruang lingkupnya. Peran perpustakaan juga memiliki efek sosial, ekonomi, politik dan edukatif.
Berkaitan dengan aspek sosial budaya, maka secara umum perpustakaan berperan dalam :
a)    Penyimpanan berbagai penemuan sejarah, pemikiran dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu.
b)   Media untuk mempelajari, meneliti, mengkaji dan mengembangkan bukti-bukti sejarah masa lalu untuk digunakan sebagai landasan penuntun dalam perencanaan masa depan.
c)    Sebagai agen perubahan sosial. Perpustakaan dengan segala karakteristiknya bisa menjadi agen perubahan sosial.
Peranan lain yang dapat dilakukan oleh perpustakaan berkaitan dengan perubahan social adalah :
a)    Merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, preservasi khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.
b)   Merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.
c)    Sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antar sesama pengguna serta antara penyelenggara dengan masyarakat.
d)   Lembaga untuk mengembangkan minat baca dan budaya baca.
e)   Sebagai fasilitator, mediator dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
f)    Sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi penggunanya. Mereka dapat belajar secara otodidak, melakukan penelitian, menggali dan memanfaatkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.
g)   Sebagai pembimbing dan media konsulatif terkait dengan fungsi perpustakaan secara umum.
h)   Sebagai ukuran/barometer atas kemajuan masyarakat yang bisa dilihat di antaranya dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.
Di Indonesia, peran perpustakaan dalam perubahan sosial menghadapi beberapa kendala yakni:
a)    Perpustakaan (khususnya perpustakaan umum, yang akan berinteraksi erat dengan masyarakat), umumnya didirikan oleh pemerintah daerah, sehingga visi dan pengetahuan kepala daerah tentang perpustakaan akan menentukan eksistensi dan pengembangan perpustakaan. Apalagi dengan diberlakukannya otonomi daerah. Di satu sisi, bila kepala daerah sebagai pemegang kendali ”ngeh” terhadap pengembangan perpustakaan, maka perpustakaan akan berkembang dan sebaliknya, bila para pengambil kebijakan kurang ”concern” dengan makna perpustakaan, maka perpustakaan akan mengalami keadaan yang hidup enggan, mati pun tak mau.
b)   Minat dan budaya baca masyarakat yang masih rendah. Hal ini terkait dengan pola pendidikan awal sejak mereka.
c)    Belum ada biografi yang menyatakan keberhasilan seseorang berkat perpustakaan. Misalnya kalau di Amerika ada Andrew Carnegic yang dinyatakan sebagai raja baja berkat kerajinannya membaca di perpustakaan.
d)   Sistem pendidikan yang mengarah ke ujian. Semestinya system pendidikan membina masyarakat untuk cinta membaca. Menyukai pengetahuan daripada hanya mengejar lulus ujian lalu setelah itu bebas.
e)   Adanya tembok informasi berupa pelarangan terhadap beberapa tebitan yang dinilai “membahayakan”. Akhirnya yang dinilai benar hanyalah produk pemerintah. Terlepas dari benar atau tidak, akhirnya masyarakat memperoleh pendidikan dan informasi yang tidak selalu benar.
Selama perjalanan sejarahnya, dalam dunia perpustakaan muncul prinsip kepustakawanan bahwa perpustakaan diciptakan dan dipelihara oleh masyarakat. Perpustakaan memiliki fungsi. Namun karena diciptakan dan dipelihara oleh masyarakat, maka peranan perpustakaan dalam menghadapi perubahan sosial budaya tidaklah signifikan. Peranan perpustakaan nampak pada anggota masyarakat, bukan seluruh masyarakat.
Peranan tersebut dapat dilakukan melalui perpustakaan umum. Anggota masyarakat adalah kunci keberhasilan bagi pengembangan masyarakat itu sendiri. Dan lebih kecil lagi lingkupnya dalam dunia kepustakawanan, maka pustakawan memiliki potensi untuk menjadi agen-agen perubahan sosial.

B.    Peran Perpustakaan dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan mutakhir yang terjadi dalam perkembangan teknologi informasi dalam dunia perpustakaan adalah munculnya perpustakaan digital (digital library). Perpustakaan digital memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (internet). Di sisi lain, dari segi  manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin kompleksnya koleksi perpustakaan, saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi untuk otomatisasi business process di perpustakaan. Sistem yang dikembangkan kemudian terkenal dengan sebutan sistem otomasi perpustakaan (library automation system).
Secara garis besar, prospek perpustakaan dalam pengembangan teknologi informasi yaitu :
a.       Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah membawa perubahan besar dalam proses pengolahan, penyimpanan, serta distribusi data dan informasi. Perubahan tersebut akan berpengaruh langsung terhadap peningkatan komunikasi global kepada pemakai perpustakaan.
  1. Pada hakikatnya, globalisasi komunikasi dan ledakan informasi (information explotion) merupakan tantangan sekaligus juga peluang bagi perpustakaan yang perlu diberi jawaban dalam bentuk karya nyata, yaitu peningkatan diri dan penambahan pengetahuan para pustakawan mengenai  profesi yang digelutinya.
  2. Pemanfaatan sarana komunikasi yang ada di perpustakaan, seperti sarana telekomunikasi, saluran lewat telepon, faximile, video-text, dengan dukungan teknologi informasi dapat dimanfaatkan sehingga  memungkinkan bagi pemakai perpustakaan untuk  memperoleh informasi cepat, akurat, serba seketika dan langsung dimanfaatkannya.
Sebuah perpustakaan, pada hakikatnya adalah sebuah unit kerja yang bertugas memberikan layanan bacaan dan informasi kepada masyarakat. E-Library atau Digital Library adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer.
ketertarikan dalam perkembangan dan pemakaian perpustakaan digital. Beberapa faktor penunjuangnya adalah:
a.       Telah tersedianya teknologi komputasi dan komunikasi yang memungkinkan dilakukannya penciptaan, pengumpulan dan manipulasi informasi.
  1. Infrastruktur jaringan internasional untuk mendukung sambungan dan kemampuan pengopersian bagi pengguna.
  2. Informasi online mulai berkembang.
Kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat didukung teknologi komunikasi membawa konsekuensi dilakukannya proses pengolahan data berbasis teknologi informasi sehingga secara efektif dan efiesien menghasilkan keluaran produk informasi yang beraneka ragam. Produk informasi itu dapat beraneka ragam, diantaranya e-library, e-book, current information service yang semuanya masuk dalam kategori perpustakaan digital ( digital library) di mana penyebaran informasi yang paling banyak dilakukan via internet serta kemudahan -kemudahan produk lainnya dalam bentuk digital yang bisa didapatkan.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
a.       Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
  1. Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.
Digitasi perpustakaan merupakan salah satu jawaban terhadap pelayanan sirkulasi dan pelayanan informasi yang selama ini dikeluhkan masyarakat pengguna jasa perpustakaan. Hal ini tentunya dapat mengeliminir image negatif terhadap perpustakaan yang selama ini barangkali identik dengan tempat yang kurang berperan dalam dunia informasi, menjadi sebuah tempat yang secara aktif memberikan layanan informasi kepada penggunanya baik yang bersifat ilmiah, edukatif, rekreatif, ataupun fungsi fungsi lainnya.
Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       long distance service,
b.      akses yang mudah,
c.       murah (cost efective),
d.      pemeliharaan koleksi secara digital,
e.       jawaban yang tuntas,
f.       jaringan global.
Keuntungan perpustakaan digital lainnya yang terpenting :
a.       Tidak ada batas phisik. Pemakai dari suatu perpustakaan digital tidak perlu untuk pergi ke perpustakaan secara phisik. Orang dari seluruh penjuru dunia dapat memperoleh akses kepada informasi yang sama, sepanjang suatu Internet koneksi tersedia.
b.      Ketersediaan sepanjang waktu. Suatu keuntungan yang utama dari perpustakaan digital adalah orang itu dapat memperoleh akses kepada informasi pada setiap waktu, siang atau malam.
c.       Berbagai akses. Sumber daya yang sama dapat digunakan secara serempak oleh sejumlah pelindung dan institusi. Ini tidak mungkin kasus untuk material copyrighted: suatu perpustakaan mungkin punya suatu lisensi untuk “meminjamkan” hanya satu copy suatu waktu; ini dicapai dengan suatu sistem manajemen hak digital (digital rights management) di mana jika suatu sumber daya dapat tidak dapat diakses setelah waktu periode peminjaman habis atau setelah pemberi pinjaman memilih untuk tidak dapat diakses lagi ( setara dengan mengembalikan sumber daya).
d.      Pengembalian informasi. Pemakai bisa menggunakan apapun istilah pencarian ( kata, frasa, judul, nama, subjek) untuk mencari keseluruhan koleksi. Perpustakaan digital dapat menyediakan alat penghubung yang sangat mudah dioperasikan, memberi akses bisa klik ke sumber daya nya.
e.       Konservasi dan Pemeliharaan. Digitalisasi bukanlah  suatu solusi pemeliharaan jangka panjang untuk koleksi phisik, tetapi berhasil dalam menyediakan akses untuk menyalin material yang akan tidak digunakan dari penggunaan ulang. Koleksi Digital dan born-digital object memiliki banyak konservasi dan pemeliharaan yang tidak dimiliki material analog.
f.       Ruang. Perpustakaan tradisional terbatas oleh ruang penyimpanan, perpustakaan digital mempunyai potensi untuk menyimpan jauh lebih banyak informasi, sebab informasi digital memerlukan ruang phisik yang sangat kecil untuk mengisikannya dan teknologi penyimpanan media lebih bisa mampu dari yang pernah ada sebelumnya.
g.      Nilai tambah. Karakteristik objek tertentu, terutama kualitas gambar, mungkin ditingkatkan. Digitalisasi memiliki sifat mudah dibaca dan mengurangi kerusakan yang terlihat dalam kertas seperti luntur dan noda.
Manfaat perpustakaan digital diantaranya adalah :
a      media penyebaran pengetahuan
b     untuk penyimpanan (repository)
c      untuk perawatan/preservasi
d     media promosi/etalase hasil karya civitas akademika,
e     mencegah duplikasi dan plagiat
Komponen E – Library terdiri atas :
a      Perangkat computer
b     Koneksi dengan internet
c      Ensiklopedi elektro
d     E-Books
e     File Audio/Video
f      Katalog buku
g     Koleksi CD pembelajaran interaktif 
Peranan E-Library dapat dimanfaatkan bagi suatu komunitas antara lain :
a.    Bagi Guru atau Dosen
a)    Mendapatkan referensi tambah untuk kepentingan mengajar dan penelitian.
b)   Mendapatkan sajian lebih menarik dan menantang untuk kepentingan.
c)    Meningkatkan kemajuan di bidang teknologi dan informasi.
d)   Mendapatkan referensi yang lengkap untuk kepentingan mengerjakan tugas.
e)   Mendapatkan informasi yang lengkap untuk kemajemukan informasi di bidang pendidikan maupun bidang lain.
f)    Meningkatkan kemajemukan di bidang teknologi informasi.
g)   Mampu memberikan layanan lebih bervareasi bagi komunitas sekolah
h)   Mampu membantu komunitas sekolah dalam menyediakan informasi yang diperlukan
i)     Dapat menyimpan data perpustakaan secara elektronik di computer (data buku, katalog, statistic, dll)
j)    Mempermudah dalam pencarian data perpustakaan
k)   Mempermudah kemampuan di bidang teknologi informasi
l)     Meningkatkan kualitas / mutu komunitas
m)  Dengan memiliki komunitas yang berkualitas, dapat menghasilkan lulusan yang unggul yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
b.    Bagi Siswa atau Mahasiswa
c.    Bagi Perpustakaan
d.    Bagi Sekolah atau Perguruan Tinggi
Dengan kemampuan teknologi informasi yang semakin berkembang, berkembang pulalah bentuk perpustakaan digital tersebut dalam berbagai media diantaranya:
a.    SGML
Standard Generalized Mark-up Language (SGML) adalah kumpulan dari kode-kode yang memberikan salah satu dalam bagian komponen-komponen (judul, formula, paragraf diagram dan lain-lain). Mempertinggi pengertian struktur tidak hanya dokumen dari berbagai sumber daya yang berbeda yang dapat digambarkan secara struktural di dalam mode yang konsisten tetapi juga mampu melakukan proses yang baru sebagai dokumen.
Dokumen SGML dapat disimpan lebih efisien dan dapat diperoleh kembali dengan komponen individual. Lebih penting lagi, SGML melindungi gambar dari sebuah dokumen, mengizinkan untuk dapat ditampilkan pada layar video dengan cara yang sama di mana penulis atau penerbit memperuntukkannya untuk melihat ketika dicetak pada kertas.
b.    Perpustakaan Video Digital
Video menggabungkan bunyi dan gambar dan tipe lain dari dokumen yang komplek. Media video dapat mengambil secara terpisah dan mengartikan secara terpisah penggunaan alat-alat yang berbeda untuk komponen yang berbeda lalu dirakit kembali. Beberapa penelitian di Carnegie Melon, Amerika Serikat digunakan untuk memperhatikan kemampuan bicara secara otomatis, pengubahan video ke teks dengan menggunakan alat-alat konvensional. Segmen bunyi dan gambar dicari kegunaan lainnya.
Penyimpanan dan pencarian media yang berbeda menunjukkan tantangan penelitian yang signifikan. Heteroginitas dari sumber-sumber daya informasi dan sistem komunikasi adalah alami dan konsekuensinya tidak dapat dihindarkan dari perkembangan didalam sebuah kompetisi dan ruang lingkup teknologi yang kreatif. Perbedaan pendekatan memproduksi perbedaan sistem dan praktek.
Pada tingkat pemula dengan relatif di dalam evolusi dari teknologi perpustakaan digital merupakan kebutuhan sangat vital dimana proyek berusaha keras untuk pendekatan penyatuan dengan fungsional secara standar dan protokol yang digunakan, sekalipun pada mulanya tidak sepenuhnya didayagunakan. Ketelitian mendesain dari kemampuan memperluas dalam perpustakaan digital akan memfasilitasi kemajuan penelitian selanjutnya dan pengertian dari pengaruh yang kuat dari pendekatan baru pada komunitas user tanpa memerlukan tindakan untuk menggantikan penginstalan dasar.
Kemampuan dalam mengoperasikan keseragaman yang nyata dan transparansi yang berbeda-beda, tempat penyimpanan distribusi informasi. Sangat kompleks, sistem multi komponen akan ditampakkan ke user sebagai salah satu kemudahan tunggal. Tujuan seharusnya tidak dibatasi untuk sistem kemampuan dalam pengoperasian. Kemampuan dalam mengoperasikan harus juga dicapai dalam dimensi lain seperti :
a)    Waktu (kemampuan dalam pengoperasian dari sistem lama ke sistem baru).
b)   Bahasa (kemampuan dalam pengoperasian multi bahasa)
c)    Sintax (mendistribusikan pencarian silang tempat penyimpanan heterogen dan pelayanan).
d)   Arti kata (user dapat mengakses kelas-kelas dari objek digital yang sama di dalam pengertian dimana mereka memiliki permintaan kata demi kata).
Kemampuan perpustakaan digital harus ditingkatkan untuk mencapai keunggulan dalam pengoperasian dan tidak dapat dihindarkan peningkatan persyaratan permintaan pelayanan oleh user. Sebuah kasus ilustratif pada poin adalah permintaan tertentu untuk memperluas pelayanan internet.
Keberadaan protokol internet (misalnya http dengan basis World Wide Web) biasanya mengetahui ketidakcukupan dalam pencarian harus memindahkan melebihi dasar tertentu dari penyebaran protokol dan sistem-sistem tanpa ancaman keadaan yang terdapat di dalam pengaksesan.
c.    Dokumen Digital
Keinginan dalam merubah bentuk dokumen ke dalam bentuk yang lebih interaktif merupakan suatu perubahan yang memungkinkan user menikmati sajian informasi dalam bentuk yang berbeda dari sekarang. Satu petunjuk ke masa depan unit konseptual ditemukan didalam ide-ide yang berkembang dari suatu dokumen. Dokumen fisik dapat mengambil beberapa bentuk tetapi dikarakteristikkan oleh atribut dasar dari suatu isi dan struktur bagaimana isi ditunjukkan. Struktur mempertinggi arti dengan mensuplai informasi kontekstual.
Dokumen juga dapat dikarakteristikkan dengan tipe dan gaya. Dokumen yang ada dalam bentuk digital memperoleh hak kekayaan lainnya yaitu format digital. Pemilihan format digital untuk sebuah dokumen memiliki tantangan potensial yang positif maupun negatif secara fungsi dan kegunaan. Isi, struktur dan format dapat dibicarakan secara bebas untuk memperbesar perluasan fungsinya. Dalam koleksi yang besar, penambahan ini merupakan dimensi dari suatu kemampuan.
 Sebagai contoh, dalam dunia perpustakaan digital, dokumen digambarkan tidak hanya sebagai item untuk pembacaan individual saja tetapi juga sebuah pengertian untuk interaksi dan kolaborasi kelompok. Dokumen tersebut dapat merupakan dokumen elektronik yang memiliki hak kekayaan bebas (misalnya dapat diedit, bernotasi dan mampu dilacak dengan detail-detail yang sangat luas. Dokumen tunggal dapat bersisi teks, gambar, video klip, peta, kamus dan catatan yang dipersiapkan oleh pengarang yang mengkontribusikan pekerjaannya.
Macam-macam dokumen digital dapat berupa :
a)    E-Book (singkatan dari buku elektronik, juga tertulis ebook) adalah media digital yang setara dengan buku yang tercetak secara konvensional. E-book biasanya dibaca di komputer pribadi, atau di didedikasikan untuk hardware device yang dikenal sebagai e-book readers atau e-book device. Banyak ponsel juga dapat digunakan untuk membaca eBook.
Keuntungan E-Book secara garis besar :
(a)    Portable
(b)   Kemampuan search
(c)    Ketahanan dibandingkan buku cetak
(d)   Hemat tempat
Berikut ini macam-macam format E-Book :
(a)  Plain text files (.txt)
(b) Hypertext Markup Language (.htm atau .html)
(c)  Amazon kindle format (.azw)
(d) Open electronic book package format (.opf)
(e) TomeRaider (.tr2 atau .tr3)
(f)  Arghos diffusion (.arg)
(g) Flip books
Software pembaca E-Book :
(a)  Adobe eBook Reader. Dapat diambil secara gratis untuk OS Microsoft,
(b) Apple Macintosh.
(c)  Microsoft Reader. Dapat diambil secara gratis untuk OS Microsoft.
(d) PalmDoc dan Mobipocket (untuk Palm)
E-Book device:
(a)  PC
(b) Laptop
(c)  PDA, Handphone
(d) E-Book reader/ e-reader ctoh : hanlin Ereader,cybook gen3,dll
b)   E-Journal, yaitu jurnal ilmiah atau majalah intelektual yang dapat diakses via transmisi elektronik. Dalam praktiknya, E-jurnal pada umumnya diterbitkan pada web. Beberapa E-jurnal hanya merupakan jurnal online, ada juga versi online dari jurnal yang dicetak, terkadang juga memiliki materi tambahan seperti video ataupun media interaktif lain.
c)    E-Research merupakan perluasan E-Science dan cyberinfrastruktur, mencakup kemanusiaan dan ilmu-ilmu sosial dan menandakan penggunaan teknologi informasi untuk mendukung format yang sudah ada dan baru.
Fitur utamanya :
(a)    Kolaboratif
(b)   Menggunakan teknologi GRID
(c)    Data intensif
E-Research meliputi aktivitas penelitian yang menggunakan kemampuan spektrum  teknologi informasi dan komunikasi (ICT).
d)   E-Skripsi                         (h) E-Paper
e)   E-Tesis                                      (i) E-Disertasi
f)    E-Artikel                         (j) E-Info Pustaka
g)   E-Info Package                          (k) E-Clipping dan lain-lain.
d.    Optical Character Recognition (OCR)
OCR selalu difungsikan sebagai alternatif penyimpanan untuk kunci utama, teks dalam bentuk digital. Sebagai definisi, OCR merupakan metode pemasukan data pada komputer yang digunakan dengam menggunakan teknologi scan dan analisa gambar. Untuk identifikasi atau pembaca karakter dalam bentuk sebagai kunci atau keyword. Kode -kode tersebut juga dilihat bentuk digital jika ingin menyiapkan dokumen yang akan diubah bentuknya menjadi bentuk digital.
Terlebih dahulu dokumen itu discan dan dicetak dahulu agar tidak terjadi kesalahan. Kecepatan scan adalah satu detik perhalaman atau lima belas detik perhalaman atau lebih cepat lagi tergantung dari teknologi scan yang ada dan tipe atau merk scan itu sendiri. Kinerja OCR software dapat diproses 7000 atau lebih dari ukuran letter, spasi ganda halaman perjam dengan 1000 time lebih cepat memasukkan data dengan operator yang siap dan pengalaman.
Dengan microcomputer OCR program kecepatannya adalah bagian yang menentukan dari hardware. Microcomputer dengan kecepatan tinggi dan contoh acak memori akses dapat diakumulasikan 100.000 karakter. Hubungan 30 buku halaman atau jam atau lebih 10 waktu kecepatan rata -rata dari kunci entri untuk waktu penuh dan operator yang sudah berpengalaman.
Sistem OCR adalah satu menit untuk proses spasi ganda dan tipe huruf. Untuk koleksi 1000 skripsi adalah 5500 perjam sebagai perbadingan 18.000 jam untuk 10.000 kunci. Asumsi pada tiap halaman untuk pengulangan adanya kesalahan pada program atau mesin scannya.
Koleksi buku sekitar 150.000 oleh perpustakaan. Sekitar 1,58 juta sebagai perbandingan 14.85 juta perjam. Pemasukan inisial entri OCR menggunkan kode teks lewat keyword-keyword, proses atau program OCR akan diverifikasi atau dikoreksi dengan keakuratan 99 % bisa juga program OCR memerlukan simbol-simbol sebagi password atau sandi untuk membuka kuncinya. Pekerjaan memasukkan data termasuk verfikasi, memasukkan data dan koreksi atas kesalahan-kesalahan dalam memasukkan data.
Untuk mempermudah pekerjaan mereka biasanya menggunakan metode double typying code-character yang merupakan kombinasi antara angka dan huruf. Perpustakaan ingin meng-online-kan agar mudah diakses biasanya untuk 1000 disertasi tentang kesehatan atau perpustakaan khusus yang menyimpan dan menyebutkannya sebagai koleksi khusus.
Penggunaan katalog berupa Online Public Acces Catalogue (OPAC) sehingga mudah dalam penelususran infomasi . Sebagai contoh, perpustakaan digital memiliki 150.000 koleksi buku. Melalui on-line umum dan mudah mengaksesnya melalui katalog on-line dari rata-rata 3.000 lembar sedikitnya 33.000 karakter yang nantinya akan dicari oleh para user.
Dampak perkembangan teknologi informasi pada dunia perpustakaan di Indonesia, Berikut ini merupakan dampak yang ditimbulkan dari adanya perkembangan teknologi informasi di dunia perpustakaan di Indonesia :
a.       Masalah akses informasi.
Ketersediaan teknologi dapat menimbulkan ketimpangan dalam kemampuan untuk mengakses informasi dalam kelompok masyarakat. Sehingga timbul jurang perbedaan antara masyarakat memahami pemanfaatan teknologi informasi dan masyarakat yang tidak memahami pemanfaatan teknologi informasi.
b.      Masalah arus data antar negara
Kemajuan teknologi menjadikan lingkup penyebaran informasi semakin luas dan cepat. Akibatnya seringkali dengan adanya teknologi informasi mengancam stabilitas ekonomi, keamanan, dan budaya suatu negara.
c.       Masalah perlindungan data dan privasi
Dengan kehadiran teknologi informasi dan telekomunikasi menimbulkan kasus-kasus mengenai adanya pangkalan data yang menyimpan dan mengelola informasi yang sifatnya pribadi (privasi) yang diakses atau dipindahkan datanya oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai kewenangan itu. Serangan terhadap hak-hak privasi dirasakan semakin kuat karena data pribadi yang disimpan sering tersebut disalahgunakan atau dimanfaatkan untuk kepentingan propaganda. Dengan adanya kasus-kasus semacam itu, diperlukan adanya undang-undang perlindungan data.
d.      Masalah hak cipta (copyright)
Kemajuan teknologi informasi telah menjadikan reproduksi informasi semakin mudah dan cepat. Hal ini mendorong para pemegang atau pemilik hak cipta memandang  untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah reproduksi informasi tanpa ijin mereka, meskipun cara ini masih belum terbukti efektif. Pelanggaran hak cipta sering dilakukan dalam bentuk pencetakan informasi elektronik dan download atau pengkopian program komputer tanpa seijin yang berwenang.
e.       Masalah sensor
Kemajuan teknologi informasi memaksa banyak pemerintahan untuk membuat aturan mengenai penyebaran informasi. Kegiatan sensor menjadi semakin menonjol di beberapa negara seiring semakin banyaknya anggota masyarakat yang melanggan dan menggunakan internet.

C.    Perpustakaan sebagai Sumber Belajar
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar- mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi secara baik dan sistematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada.
 Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar- mengajar yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.
Fungsi Pendidikan Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal. Artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun dalam lingkungan pendidikan.
Untuk memelihara efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar. Dengan adanya perpustakaan di sebuah sekolah atau perguruan tinggi dapat membantu pengguna perpustakaan bisa lebih cepat dalam membantu mencari literatur atau bahan untuk proses pembelajaran. Sehingga masyarakat dimana perpustakaan itu berada dapat mendapatkan informasi yang cepat dan akurat dengan adanya perpustakaan tersebut.
Untuk memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar dimana perpustakaan itu berada, kemudahan itu antara lain:
a.       Kemudahan mencari informasi
b.      Kemudahan mencari bahan pembelajaran
c.       Kemudahan menemukan buku yang tidak dijual di toko buku
Perpustakaan merupakan pusat sarana akademisi. Perpustakaan menyediakan bahan-bahan pustaka berupa barang cetakan seperti buku, majalah/jurnal ilmiah,peta, surat kabar, karya-karya tulis berupa monograf yang belum diterbitkan, serta bahan-bahan non cetakan seperti micro-fish, micro film, dll. Oleh karena itu, perpustakaan dapat dmanfaatkaan oleh pelajar, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang keilmuan baik untuk tujuan akademisi.
Sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem intruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
Untuk menjamin bahwa sumber belajar tersebut adalah sebagai sumber belajar yang cocok, sumber tersebut harus memenuhi ketiga persyaratan sebagai berikut:
a.    Harus dapat tersedia dengan cepat
b.    Harus memungkinkan siswa untuk memicu diri sendiri
c.    Harus bersifat individual, misalnya harus dapat memenuhi berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.
Sumber  belajar dapat berasal dari berbagai bentuk misalnya orang juga dapat menjadi sumber belajar, yakni ketika staf pengajar menyediakan diri sebagai manusia sumber yang dapat tersedia setiap saat sehingga dapat memecahkan berbagai kesulitan siswa secara individual. Begitu juga tempat tertentu dapat dijadikan sumber belajar, contohnya adalah perpustakaan yang bisa digunakan.
Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan sebagai berikut :
a.    Keterampilan mengumpulkan informasi, yang meliputi keterampilan:
a)      Mengenal sumber informasi dan pengetahuan
b)   Menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan sistem klasifikasi perpustakaan, cara menggunakan katalog dan indeks
c)    Menggunakan bahan pustaka baru, bahan referensi seperti kamus, buku tahunan dan lain-lain.
b.    Keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi, seperti:
a)    Memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah
b)    Mendokumentasikan informasi dan sumbernya
c.    Keterampilan menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi,  seperti:
a)    Memahami bahan yang dibaca
b)   Membedakan antara fakta dan opini
c)    Menginterpretasi informasi baik yang saling mendukung maupun berlawanan.
d.    Keterampilan menggunakan informasi, seperti :
a)    Memanfaatkan intisari informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah
b)   Menggunakan informasi dan diskusi
c)    menyajikan informasi dalam bentuk tulisan.
  

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Bafadal,  2005. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara.
Wiji Suwarno, 2007, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis, Yogyakarta, Ar-Ruzz
Dian Sinaga, 1997,  Ilmu Perpustakaan dan Profesi Pustakawan, Bandung, Binacipta
http://tesaurusislam.blogspot.co.id/2012/07/peran-perpustakaan-dalam-perubahan_19.html